Tuesday, January 5, 2010

Wahyu yg pertama

Wahyu Yang Pertama
To members of "Rawatan Islam" bagi menegakkan syiar dan akidah
Zailan Ariffin January 6 at 6:40am
Dari 'Urwah bin Zubair, katanya 'Aisyah r.a., isteri Rasulullah saw. bercerita kepadanya: "Wahyu yang mula-mula turun kepada Nabi saw. ialah berupa mimpi-nyata waktu tidur, yang terlihat jelas oleh beliau bagaikan cahaya Subuh. Semenjak itu timbul keinginan di hati beliau hendak bersunyi diri. Kerana itu beliau pergi mengasingkan diri ke Gua Hira'. Di sana beliau beribadat beberapa malam sampai perbekalannya habis. Apabila perbekalannya telah habis, beliau pulang ke rumah Khadijah untuk mengambilnya lagi dan setelah itu beliau kembali pula ke sana. Keadaan itu berlangsung beberapa lama, sehingga pada suatu ketika beliau dikejutkan oleh kedatangan malaikat Jibril ke Gua Hira' itu. Malaikat berkata kepadanya, "Bacalah!" Jawab Nabi saw., "Aku tidak pandai membaca." Kata Nabi, "Malaikat itu serta merta merangkul ku, sehingga aku kepayahan kerananya. Kemudian aku dilepaskannya, lalu katanya: "Bacalah!" Jawab ku, "Aku tidak pandai membaca." Kerana itu aku dirangkulnya untuk kedua dan ketiga kali, sehingga aku kepayahan. Kemudian aku dilepaskannya, lalu katanya: "Bacalah nama Tuhan mu yang mencipta. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan, Tuhan mu itu Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) menulis. Yang mengajar manusia apa yang belum diketahuinya." (AI 'Alaq: 1-5). Setelah itu Rasulullah saw. kembali pulang, membawa ayat-ayat dan pengalaman yang baru dialaminya itu dengan tubuh menggigil gemetaran. Sampai di rumah Khadijah, beliau berkata, "Selimuti aku! Selimuti aku!" Khadijah segera menyelimutinya. sehingga hilang rasa keterkejutannya. Kemudian ia berkata kepada Khadijah, "Wahai, Khadijah! " Bagaimana aku ini?" Lalu diceritakannya kepada Khadijah segala peristiwa yang baru saja dialaminya. Setelah itu beliau berkata: Aku cemas terhadap diri ku ini." Jawab Khadijah, "Jangan! Jangan cemas! Gembirakanlah hati Anda! Percayalah, Allah tidak akan menimpakan kehinaan pada diri Anda selama-lamanya. Bukankah Anda selalu bersikap ramah tamah, menghubungkan silaturrahim, selalu berbicara benar, selalu menunaikan tugas kewajipan, menyediakan yang belum ada, memuliakan tamu, dan membela orang-orang yang kesusahan demi menegakkan kebenaran!" Kemudian Khadijah membawa beliau mendatangi Waraqah bin Naufal bin Asad bin 'Abdul 'Uzza, iaitu anak pakcik Khadijah, yang telah memeluk agama Nasrani sejak masa Jahiliyah. Dia pandai menyalin buku-buku ke bahasa Arab. Antara lain dia menyalin Kitab Injil ke bahasa Arab seberapa yang dapat ditulisnya. Dia pun sudah tua dan matanya telah buta. Khadijah berkata kepadanya, "Wahai anak pakcik ku! Dengarkanlah anak saudara mu ini (Muhammad) bercerita!" Jawab Waraqah bin Naufal, "Hai, anak saudara ku! Apakah gerangan yang telah engkau alami? Ceritakanlah!" Rasulullah saw. lalu menceritakan pengalaman yang baru dialaminya. Kata Waraqah, "Itu adalah malaikat (namus) Jibril a.s. yang pernah datang kepada Nabi Musa a.s., Wahai, diri ku! Kalaulah aku masih muda, Wahai, kiranya diri ku! Kalaulah aku masih hidup ketika engkau diusir oleh wargamu " Tanya Rasulullah saw., "Apakah mereka akan mengusir ku?" Jawab Waraqah, "Ya, benar! Tidak seorang pun yang datang membawa apa (ayat-ayat) yang engkau bawa itu yang tidak dimusuhi. Sekiranya aku masih mendapati hari itu, pasti aku akan membelamu sekuat-kuatnya."

Wednesday, February 4, 2009

Hikayat Enrique@panglima awang.

Masih kekal dalam ingatan saya waktu berumur 5 tahun...hobi saya menyelongkar semua buku2 & kitab2 mencari buku untuk dibaca kerana memang hobi saya gila membaca...
Salah satu buku yang sangat saya minati, gilai, telah saya baca tidak kurang dari 8 kali adalah buku Hikayat Panglima Awang. Tebal buku nya hampir 400+ muka surat.
Walau pun buku tersebut hampir hancur, namun ia tidaklah sehancur hati saya yang mengekplorasi watak2 dalam buku tersebut antara nya Panglima Awang @ Enrique, Panglima Hitam, Tun Fatimah, Tun Isap, Raja Mandaliar, Magellan & adik perempuan nya (Kekasih Panglima Awang) & lain2 watak....bukunya pun dah lama hilang, mana perginya wallahua'lambissawab....hanya Allah yang boleh jawab! Adalah hikmahnya.

Siang malam saya asyik menyelami, membaca, menghayati kisah yang begitu tragis, semangat juang mereka yang membara, kelebihan berkomunikasi, penguasaan pertuturan pelbagai bahasa, pakar pelayaran hebat, orang pertama yang mengelilingi dunia.....Itulah Panglima Awang @ Enrique @ 'Henry The Black ' & pelbagai gelaran lagi.

Kisah ini juga pernah di tulis oleh beberapa orang dalam surat khabar. -Tapi memang ianya tentu tidak lebih menarik minat melayu lebih dari ruangan penulisan tentang hiburan, gossip, penyanyi & lain2.?

Di bawah ini saya serta kan salah satu artikel dari blog penulis pencinta sejarah tanahair http://groups.yahoo.com/group/Sejarah-Melayu/messages/254?xm=1&m=e&l=1

Saudara Sabri Zain dari salasilah Kerajaan Nagara Kedah Asal.- Sejarah Melayu: yang menceritakan tentang Panglima Awang.


From: "sabrizain@..." Date: Mon Sep 9, 2002 8:48 am Subject: The Star: Magellan’s Malay connection
sabrizain Offline Send Email

From The Star, Malaysia
8 September 2002
Magellan’s Malay connection
ACCORDING to the National Maritime Museum in London, the first man to
circumnavigate the world wasn’t Ferdinand Magellan. Not because he
died halfway in the Philippines, but because the honour really belongs
to a dark-skinned Asian member of his crew. In fact, this man was a
Malay who had met Magellan much earlier while the Portuguese explorer
was out in the Far East in … the port of Malacca.
The museum’s website states: “In fact, the first person to sail around
the world was a Malaysian (sic), who had travelled back to Europe with
Magellan many years ago. Later he accompanied Magellan as an
interpreter on the circumnavigation.”
Of course, history, as we know it, was largely written by the
Europeans, so the feat of an Asian was relegated to footnote. On the
480th anniversary of that historic expedition, it is perhaps timely to
take stock of what really happened on that voyage.
This much is known: On Aug 10, 1519, funded by the Spanish king,
Charles I, Magellan, who was Portuguese, left Seville with a fleet of
five ships and a crew of 270 men to seek a westerly route to the Spice
Islands of South-East Asia.
He made it around South America and crossed the Pacific Ocean before
arriving in the islands now known as the Philippines. He died there
after getting involved in a tribal fight. His Spanish navigator named
Juan Sebastian del Cano took over and with the remaining crew returned
to Seville in 1522.
But the really interesting part is the role of a young man by the name
of Trapobana in the expedition. After picking up that tiny but amazing
nugget of information about a Malay on Magellan’s voyage from the
maritime museum, I trawled the Internet further and landed on a site
entitled Enrique
(http://members.tripod.com/firstcircumnavigator/enrique.htm). I can’t
vouch for the authenticity of the site nor the accuracy of the story
of the “Malay(si)an” but it makes fascinating reading and if true, is
really quite mind-blowing.
Before he set out on his historic expedition, Magellan had been to the
East, the “Malakas” or the much soughtafter Spice Islands Islands. He
spent seven years on the archipelago and was familiar with the
thriving port of Malacca. Already convinced the world was round, he
was determined to find a new and faster route to the islands to beat
out other rivals for the lucrative spice trade.
Meanwhile, Trapobana, who is believed to have been from an island in
the north-east of the Malay archipelago (now the Philippines), made
his way to Malacca. He is described in the website as “quick and
intelligent”. He not only became remarkably familiar with the region,
he learned the local languages, too.
Malacca was then the central city for spice trading as well as a
market for slaves. It was here that Magellan met Trapobana, and was
apparently struck by the young man’s intelligence, proficiency in the
local languages and familiarity with the area. Realising Trapobana’s
potential as an interpreter for his the ambitious expedition he was
planning, “Magellan … remembering Portuguese naval tradition that
allowed him to return with one captive slave, took the boy along…”.
Trapobana was renamed Enrique and journeyed west to Europe. He is said
to have played a vital role in helping Magellan convince Spain’s
Charles I to fund the circumnavigation. After a long and perilous
voyage – the diary of a crewmember, Antonio Pigafetta revealed, among
many horrors, how the crew ran out of food in the Pacific Ocean and
survived on mouldy biscuits, rats and stinking water for 23 days – the
expedition arrived in the Philippines , back to where Enrique had come
from. When Magellan was killed on the island of Cebu, Enrique, who was
deeply loyal to his master, decided not to continue the journey back
to Spain but remained on the island.
If this story is true – and it is tantalising since the National
Maritime Museum seems to agree so – Enrique, or Trapobana, was the
first man to circumnavigate the world, even though his was not a
direct or continuous route. He had left the Malay archipelago, headed
west for Spain with Magellan and then journeyed onwards to return from
the east to his homeland. That’s one big circle, also known as
circumnavigating.
So, technically, Datuk Azhar Mansor is the second Malay to sail round
the world although he is certainly the first Malaysian!
/\__/\
o o
={_!_}=
Sabri Zain
Send someone a postcard from Malaya's past!
Go to http://malaya.org.uk/
Reply Forward Messages in this Topic (1)
#256
From: "sabrizain@..." Date: Mon Sep 9, 2002 8:51 am Subject: Letter to the Editor: Magellan's Malay connection
sabrizain Offline Send Email

Below is a letter I wrote to the editor of the Star, in response to
their article yesterday on 'Magellan's Malay connection'
---------------------------------------------------------------------
To The Editor, The Star
I would like to bring to your attention the sidebar article that
appeared in the Lifestyle Section of 'The Star' on Sunday, 8th
September, 2002, with the title "Magellan's Malay connection". I would
like to applaud 'The Star' for highlighting to the Malaysian public the
little-known story of Enrique of Melaka - the first Malay and, some may
argue, perhaps even the first man to have ever sailed around the world.
However, for the sake of historical accuracy, I would like to point out
a number of factual errors in your writer's piece.
Your writer frequently refers to Enrique as Trapobana. This is a fatal
error that has been made by a number of writers in the past and is
caused by a misreading of a line in the diaries of Antonio Pigafetta
which describes Magellan's interpreter "who was of Zamatra, formerly
called Trapobana". Many have mistakenly interpreted that line to mean
the Enrique was from Sumatra and his former name was Trapobana. However,
anyone familiar with historical writings and documents of the late
medieval era would instantly recognise the name 'Trapobana' - it is
actually the classical name medieval geographers gave to Sumatra. The
name can be seen in a number of atlases of the late medieval era when
referring to Sumatra and there are references to 'Trapobana' as being
Sumatra in Godinho de Eredia's 'Description of Malacca' published in
1613 (see Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society Reprint 14,
1997). The line from Pigafetta's diary therefore refers to Trapobana as
Sumatra's former name, not Enrique's.
Your writer also refers to Enrique having come from "an island in the
northeast of the Malay archipelago (now the Philippines)". There is no
written evidence indicating that Enrique had any origins in or
connections with the Philippines. There are only two known records of
Enrique's origins - Pigafetta's diary and Magellan's last will and
testament - and these quite clearly state that he was from Sumatra and
was a native of the city of Melaka. The main argument behind the theory
that Enrique was from the Philippines (and, naturally, mostly from
Filipino writers) is that he could speak in the language of the people
inhabiting the islands around Cebu - Bisayan - and therefore must have
been from Cebu himself. However, there is a fatal flaw in this argument
- Pigafetta's diaries indicate that Enrique could not communicate at all
with the natives in his first encounters with them. It was only when he
spoke with royalty - in this case, their king - or with traders that
they suddenly found a common language among them. This is certainly not
surprising - Malay was, by then, the 'lingua franca' of the whole
Archipelago, and the official language of international diplomacy and
trade for the whole region. All references to Enrique in Pigafetta's
chronicle have him speaking with kings, chiefs or traders - rather than
the common folk who may not have known the international language of
Malay.
There are also a number of other factual inaccuracies in the piece, a
few of which I shall only briefly outline below:
i) Magellan did not set out on his expedition from Seville but from the
port of Sanlucar de Barrameda. Seville is actually nearly 80 km from the
sea.
ii) The 'Malakkas' your writer refers to is actually the 'Moluccas'.
iii) Magellan did not spend seven years in the Malay archipelago. He
first came to the archipelago in 1509, then participated in the capture
of Melaka in 1511 and returned to Lisbon with Enrique in 1512.
If your readers would like further information on and insights into this
subject, may I take the liberty of drawing your attention to an essay I
had written, "Enrique of Melaka: Was the first man to sail around the
world a Malay?" (August 31, 2002) . You will be able to find this on my
'Sejarah Melayu' website at the following address:
http://www.sabrizain.demon.co.uk/malaya/port3.htm
May I also suggest the following references:
- Pigafetta, Antonio, journal, quoted in Skelton, R.A., 'Magellan's
Voyage--A narrative Account of the First Circumnavigation', New Haven:
Yale University Press, 1969
- Zweig, S. Magellan. 'Der Mann und seine Tat', Wien-Leipzig-Zürich,
1937 and Fischer Taschenbuch Verlag, 1983
- Pintado, M J, 'Portuguese Documents On Melaka', National Archives of
Malaysia, 1993.
- Godinho de Eredia, 'Description of Malacca' , Malaysian Branch of the
Royal Asiatic Society Reprint 14, 1997
Thank you for your kind attention.
Sabri Zain

Sejarah yang di gelapkan- konspirasi menipu Melayu?

Dipetik dari SejarahNagaraKedah.blogspot.com -Oleh anaianai

Penjajahan oleh Belanda dan Inggeris telah menghapuskan banyak bukti-bukti sejarah di negara kita. Diantara yang hilang ialah sebuah kerajaan melayu Islam iaitu Benua Islam Siam Nagara Kedah. Kerajaan ini bukan sahaja tinggal nama malah hilang dari pengetahuan orang-orang Melayu dan pengkaji sejarah tempatan. Penjajah Inggeris telah menukar nama kerajaan ini kepada wilayah jajahannya yang dinamakan Malaya.

Hari ini sebagai sebuah bangsa yang merdeka, haruskah kita menerima bulat-bulat nama ini, nama warisan penjajah yang memperkecilkan kebolehan bangsa kita. Dalam usaha mereka kearah itu, dibesarkan cuma pada nama sahaja, Melayu di inggeriskan menjadi Malaya, padahal wilayah dan jajahan maharaja dari bangsa kita ini telah menjadi kecil. Raja-raja daerah dulu yang bersubahat dengan Inggeris terlalu mementingkan diri sendiri, hanya melihat pada daerah mereka untuk berkuasa dan mendapat punca kekayaan setempat. Ada diantara mereka telah bersubahat dengan Inggeris yang menyediakan dana secukupnya untuk kegiatan itu.Tanpa diketahui oleh raja-raja daerah yang bersekongkol ini Inggeris pula menjalankan usaha mereka dengan skop yang lebih besar, dengan ‘networking’ yang jauh lebih menyeluruh.

Peperangan mereka di Eropah menjadi ukuran bagi mereka membahagikan tanah jajahan dirantau ini, padahal tanah dan wilayah ini bukan dari turun temurun milik mereka. Ia milik bangsa melayu yang telah menjalankan usaha perniagaan dan pembentukkan ketamadunan yang tersendiri semenjak tahun 800 masihi lagi. Untuk itu generasi kita hari ini yang celik sejarah perlu mengkaji semula sejarah bangsa kita dari kacamata kita, melalui perkembangan agama islam yang merupakan identiti bangsa melayu itu sendiri.

Melaka dikatakan dibuka oleh Parameswara dalam tahun 1400 dan kononnya putera raja Majapahit tanpa memberi bukti asal usul keturunan dan salasilahnya. Kefahaman kita mengenai sejarah ini adalah kerana kita membaca buku-buku yang ditulis dizaman Inggeris menjadi penjajah. Akan tetapi bukan Inggeris yang menulis sejarah Melaka sebegini kerana Inggeris datang terkemudian, selepas Portugis dan Belanda tidak banyak yang merka tahu ketika itu. Penulis sejarah ini tak lain dan tak bukan ialah Marhum Melaka, Raja Kota Setar yang melarikan diri ke sana dari Kedah kerana bersubahat membunuh Maharaja Benua Islam Siam, Khalifah Sharif dalam tahun 1821.Kini saya mula mengerti kenapa Inggeris merampas manuskrip Undang Undang Kedah di Kota Bruas dahulu. Ia mudah sahaja kerana segala 'check and balance' ada tertulis didalamnya, lantas boleh menjejaskan penulisan palsu mereka. Pada masa yang sama, budak pembantu Stamford Raffles, Munsyi Abdullah tak habis-habis mengutuk orang melayu ini. Pelayarannya ke Kelantan, menurut pengamatannya mengatakan orang-orang Kelantan ini malas!

Bagi saya kemusnahan manuskrip melayu yang dihantar oleh Raffles ke England dalam kapal Fame yang terbakar merupakan satu konspirasi sejarah bagi melupuskan sejarah bangsa melayu itu sendiri.Melalui pengkajian saya, Parameswara ini merupakan gelaran atau ‘title’ bagi seseorang dan bukan nama sebenar.

Sejarah Myanmar (dulunya Burma) menggunakan nama Paramaraja bagi gelaran raja siam islam yang bergelar Boromoraja. Pada masa itu Toung Oo di Burma adalah sebahagian daripada kerajaan Siam Islam menyebabkan mereka juga merekodkan dalam sejarah mereka. Sejarah di Thailand pula sukar dirujuk sepenuhnya kerana mereka tetap berpegang kepada keturunan bangsa Siam adalah mereka walaupun dari 33 Maharaja Dinasti Ayuthia yang mereka agongkan hanya 3 sahaja makam terdapat disana. Untuk pengetahuan semua pembaca, 30 makam-makam yang tidak diketahui tersebut berada di Kepulauan Melayu.Sejarah kita hari ini mengatakan bahawa Melaka sebagai sebuah pelabuhan perdagangan telah dibuka dalam tahun 1400 oleh Parameswara. Inilah kefahaman kita pada hari ini semenjak kita mula mempelajari sejarah di sekolah dahulu. Nama Sultan Muhammad Syah ada disebut tetapi di ganjakkan waktu pemerentahannya ke tahun 1424, selepas Parameswara membuka Melaka. Dia juga disebut sebagai anak Sultan Iskandar Syah.

Undang Undang Kedah, menceritakan sejarah yang sama tetapi pada waktu yang jauh lebih awal seperti berikut,“Maka diadatkannya khalifah menyempurnakan pekerjaan dalam negeri melaka pada zaman purbakala itu, jika kanak-kanak itu sekalipun nakhoda itu kerana sudah teradat boleh diketahui didalam laut dan dalam jong baluk itu; hubaya hendaklah segala orang didalam jongnya itu berbuat takut dan malu kepadanya; hubaya-hubaya diturut hukum ini yang tertulis di dalam kertas kerana hukum dibawah Duli Yang Dipertuan Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Muhammad Syah yang kerajaan dalam negeri Melaka supaya selamat sempurna kepada negeri yang takluk dan berkasih-kasihan dengan negeri itu, iaitu pada segala Islam yang di laut dan yang didarat, wallahualam”. Undang Undang Kedah, ms88Mengikut pengkajian saya Sultan Muhammad Syah yang disebut sebagai Duli yang di Pertuan diatas, didalam bahasa Siam Islam bermaksud Nara Suan. Baginda memerintah dari tahun 1201-1300 dimana perniagaan melalui perdagangan telah pun berkembang dengan begitu pesat sekali. Ini tidak menghairankan kerana perkataan Malaka dalam bahasa Siam Islam bermaksud, ‘marilah niaga’ dan perkataan Melayu pula bermaksud, ‘marilah duduk sini’.Di zaman baginda, wang perak telah pun digunakan dalam setiap transaksi perniagaan.Duit syiling perak/emas yang tertanam bersama tembikar yang ditemui di Pulau Langkawi adalah dari zaman baginda memerintah Negara Kedah. Pada permukaan duit tersebut tertera perkataan ‘Muhammad Syah, Al Sultan Al Qadah’ . Duit syiling yang bersaiz duit syiling 5 sen hari ini ada dipamerkan di Muzium Negeri Kedah di Alor Setar. Melalui Undang Undang Kedah, hari ini kita mengetahui bahawa baginda bukan saja menjadi Sultan Nagara Kedah malah baginda juga memerentah Melaka dan bergelar Duli Yang Dipertuan Yang Maha Mulia.M . Junus Djamil ada mengatakan bahawa Sultan Muhammad Syah ialah Sultan Negeri Melaka yang pertama. Ini bermakna jajahan Benua Islam Siam Negara Kedah Pasai Ma telah mula meluas ke Nusantara selaras dengan perkembangan syiar Islam. Tidak mungkin 100 tahun akan datang Melaka baru nak dikenali kerana ia sudah pun di sebut 100 tahun lebih awal. Baginda berlayar hingga ke Parsi untuk mendalami agama Islam, berkahwin dengan Puteri Raja Parsi disamping mengerjakan ibadah haji dan disetiap pelayaran itu baginda akan singgah di Pulau Sandra Baba Kiyai(Sri Langka). Dalam bahasa Siam, San-dra-baba-kiyai bermaksud, ‘persinggahan-duduk-tok ayah-alim’.

RUJUKKAN
1. M Junus Djamil, “Silsilah Tawarich Radja-Radja Keradjaan Atjeh” stencil 1968 hlmn. 4 seperti yang dikatakan oleh Dr. Wan Hussein Azmi dalam “Tamaddun Islam di Malaysia hlmn.1372. 2.Maryam Salim, “Undang Undang Kedah”, Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005.
3. Tuanku Nai Long Kasim ibni Nai Long Ahmad, Waris Mutlak Maharaja Siam Islam Kedah, 2006
4. Ibrahim Ismail, “Sejarah Kedah Sepintas lalu”, Universiti Utara Malaysia, 1987.
5. Barbara Watson Andaya, "Malacca," in: The Encyclopedia of Islam, new edition, (1991)
6. Charnvit Kasetsiri, The Rise of Ayutthaya: A History of Siam in the Fourteenth and Fifteenth Centuries, Kuala Lumpur, 1976.
7. Leonard Y. Andaya, "The Search for the 'Origins' of Melayu," in: Journal of Southeast Asian Studies, vol. 32, no. (October 2001).Posted by anaianai at Thursday, May 31, 2007

Tuesday, February 3, 2009

Tak Melayu Hilang Di Dunia?

Tak Melayu Hilang Di Dunia?
Memang tajuk ayat kat atas tu 'famous giler', kan? Semua orang mengaku dia biasa dengar.Tapi takat dengar, belum tentu tau, takat tau belum tentu faham, takat faham pulak belum tentu dapat menghayati nya, takat menghayati pulak belum tentu dapat melaksanakan? Ramai yang mengaji, tapi tak pernah mengkaji. diberi iman dan akal tapi letak kat lutut?Ayat tu kalau tengok memang simple je, kan? Tapi berapa orang kah yang dapat benar2 menafsirkan apa yang tersurat dan tersirat di sebaliknya?Masalah nya pulak dikhuatiri terlalu ramai yang salah menafsir atau langsung tak peduli kan nya. Apatah lagi kalau kita teliti tentang kaedah orang dulu2 menutur kan kata dan bicara, tajuk nya memang simple tapi......maksudnya mendalam gilerr. Untuk mendapat confirmation dan kepastian elok lah kita tanya sendiri dengan Tuan Datok Laksamana yang menutur kan ayat tersebut...
Nak tau tak apa sebenarnya message yang nak disampaikan dalam kata hikmat tersebut?

Jawapan dari Laksamana: Pesanan tersebut yang telah saya tinggalkan sebenarnya adalah ayat kata kunci yang sekira nya difahami dengan benar dan sesungguh2nya pasti akan dapat mengembalikan semula umat manusia melayu seperti mana yang telah berlaku pada zaman kegemilangan Kerajaan Islam Nusantara antaranya Pasai,Siak, Perlak, Samudera dan Melaka sebelum kejatuhan. Kerana didalam nya ada rahsia ruh Islam asal yang telah melahirkan 'NUR' bagi sekelian umat agar menjadi hamba Allah yang pasti mendapat restu, pimpinan, petunjuk, kerahmatan, keberkatan, keredhaan, kasih sayang dan perlindungan dari yang Maha Esa. (Rujuk dan baca link2 yg ada di sebelah kanan dengan teliti untuk memahami dengan lebih jelas apa yang tersurat dan tersirat...antaranya blog sejarahnagarakedah, berpetualang ke aceh dll.)

Soalan : bukti nya?
Jawapan dari Laksamana : Bukti nya mudah aje, kalau betul lah tafsiran ayat tersebut pasti lah kita tak nampak masalah umat hari ni yang begitu meruncing, hilang ketenangan, tidak bahagia, hidup penuh dengan pura2, hasad, dengki, khianat, loba, tamak, riak dan takbur menjadi pakaian mereka.Sebab dah terlalu teruk lah maka rahmat Allah telah diangkat, maka berlaku lah segala mala petaka, wabak penyakit, dll. Tak percaya tengok je lah yang jantung berlubang? kanser? pulak tu yang hisap dadah, black metal, masalah sosial, banjir, tanah runtuh, sumbang muhrim, kemalangan maut dan macam2 lagi yang berlaku disana sini. Kalau lah kita hidup dalam keadaan benar dan mendapat keredhaan, agak2 perkara2 tersebut berlaku tak? Orang dulu2 anak ramai berbelas2, tapi mereka mampu sara. Zaman hari ni gaji ribu2, bunyi nya banyak, tapi hutang keliling pinggang, dah lah tak cukup...hilang pulak ketenangan...suami isteri bergaduh siang malam, anak2 semua jadi tonggang langgang? hingga bercerai berai...bukan kah itu tanda bahawa hidup mereka tidak mendapat restu, pimpinan petunjuk, kerahmatan, keberkatan, keredhaan dan kasihsayang Allah? Jangan lah awak mengangguk macam burung belatuk tapi kerana terpaksa....saya tak kata saya betul, tapi jika salah atau silap awak tolong perbetulkan. Mungkin kata2 saya agak 'direct', tapi saya hanya menyatakan KEBENARAN? walaupun pahit untuk ditelan.

Soalan :Jadi apa kah sebenarnya maksud kata2 yang Tuan maksud kan itu....?
Jawapan dari Laksamana : Sebenar nya, apa yang saya maksudkan tentang ayat tu adalah...."tak ke melayu hilang dek kerana mabuk & lalai dengan dunia???" , Jika awak tak percaya awak lihat lah kenyataan nya yang dapat dilihat pada hari ini. Tak ke Melayu ni hanyut, lalai, rosak, binasa kerana merebut tamak akan dunia? Ayat itu sebenarnya sebagai peringatan atau amaran, bahawa kalau Umat Melayu nak kembali Cemerlang, Gemilang dan Terbilang haruslah tidak leka, lalai dan alpa dengan gila, mabuk dunia....sehingga sanggup melakukan apa sahaja untuk memenuhi nafsu serakah? Tidak mengenal diri, Allah, Rasul? Yang saya cakap lain, yang dia buat lain. Yang saya maksud kan lain, yang difahamkan nya lain pulak.....tapi berlagak macam konon2 faham! Betul tak? memang lah alim yang nampak pada zahir atau luaran, tapi pada hakikat nya tidak alim. Buat sesuatu kerana mengharap suatu, yang solat nak syurga, bila berdoa mintak macam2 ikut suka hati dia seolah-olah Allah tu pulak hamba suruhan dia...tak sedar bahawa sebenarnya siapa DIA dan siapa kita? Bukan kah sepatutnya kita ni hamba Allah? Jika tak ikhlas macamana Allah nak terima kita? Itu lah sebab nya Muhammad tidak mengambil upah; tapi pemimpin agung? Mana ada gaji, elaun, komputer, handphone, pejabat. Dan sebab itu lah Muhammad s.a.w. berjaya, kerana Baginda bergantung sepenuhnya pada Allah dan tidak pada alat atau makhluk. Hari ni manusia bertuhan kan nafsu, akal, kehebatan, degree segulung, rumah, kereta....dan segala kebendaan.Tak ada gaji, upah dan kepentingan tak nak buat. makin naik gaji makin sombong? Makin leka dan lalai...keikhlasan dah langsung hilang. Bukan kah sepatutnya "Inna Sola ti, wanu suki, wamahyaya, wamama ti.....lillahiRabil alamin?" Lain yang Allah suruh, lain yang kita buat. so, camner? Dalam kepala hotak yang dibesarkan selain Allah, mana hidup nak BENAR? Muhammad s.a.w. pun tak pernah mengaku dia guru, murshid, mahaguru....tapi hanya mengaku sebagai MUHAMMADAN ABDUHU WARASULUH? (Muhammad sebagai hamba dan pesuruhNYA). Pun tidak sibuk gila wang, harta, pangkat, title, kemegahan, riak, sombong, gaji, elaun, rumah besar, takhta.....dll....Kerana itu lah Baginda di iktiraf sebagai kekasih Allah?Maka contohilah seperti mana Ibrahim Adham, Iskandar Zulqarnain @ Sahabat nabi yang bernama Uwais Al Qarni yang sangat terkenal di langit tapi tidak dibumi..padahal Beliau hanya seorang pengembala kambing sahaja?.....Nabi dan para Sahabat dulu..........menjanakan kekayaan sehingga memang Islam sangat kaya, tapi tidak pada diri individu.....Kekayaan di serahkan ke Baitul mal...di kongsi bersama dan diagihkan sama rata sehingga tidak ada perbezaan di antara manusia, tiada darjat dan pangkat..semua nya hanya hamba Allah yang BENAR di 'mata' Allah?..kekayaan tidak di monopoli hanya oleh golongan2 atau kalangan2 yang tertentu sahaja? Tidak mementingkan dan membesarkan diri, tapi kebesaran Allah yang jadi keutamaan hidup? Yang mana lebih penting? hidup diiktiraf dan dimuliakan Allah, walau pun hina dina di mata manusia ATAU dipandang mulia dimata manusia tapi hina di pandangan Allah?
Tidak kah orang tua2 dah pesan : " Dimana bumi dipijak, maka di situ lah langit dijunjung?". Bukan berapa lama kita hidup, tapi berapa banyak kah yang telah kita pelajari dari 'hidup' yang telah kita lalui?...tapi, juga bukan berapa banyak yang telah kita pelajari? tapi berapa banyak yang dapat kita guna dan praktik kan dalam apa yang telah kita pelajari? ...tapi bukan berapa banyak yang kita guna dan praktik dalam hidup...tapi berapa banyak menafaat yang kita dapat dalam mengubah diri kita menjadi 'hamba Allah' @ insan yang benar disisi Allah dan diiktiraf kebenaran nya oleh Allah? Menjadi kekasih Allah...dicintai Allah? sepertimana semua kekasih2 yang terdahulu?
Maksudnya:
1. Tidak kah apabila kita mengejar dunia, dunia akan lari semakin jauh....sebab kita kejar dia?Tapi kalau kita kejar Akhirat, sebalik nya dunia pun 'package' ikut sekali?

2. Ayat kat atas tu pun dah jelas suruh meletak kan dunia di bawah tapak kaki kita suruh kita pijak, dan disuruh menjunjung akhirat seperti mana menjunjung kebenaran yang hakiki?

3. Bukan kah dimana ada semut maka disitu ada gula? tapi kan semut tu mati kerana gula? tulah ibaratnya manusia yang gila mabuk dunia, gila pangkat, harta,wanita, takhta? Itu lah yang telah berlaku sepertimana zaman saya. Melaka jatuh sebab Sultan dah melanggar Sumpahan yang dibuat oleh nenek moyang dia sendiri. Kalau Sultan Benar, pasti lah dia berdaulat dan tidak Allah jatuhkan. Tapi, jika sebaliknya? Kalau nak faham kebenaran nya awak rujuk lah dalam kitab Hikayat Melayu. Melaka jatuh bukan kerana Melaka lemah, tapi kerana dah hilang BENARnya, maka hilanglah restu, pimpinan, petunjuk, kerahmatan, keberkatan, keredhaan, kasihsayang dan perlindungan Allah? Maka meranalah seluruh umat melayu selama 7 keturunan*****. Awak pergi rujuk semula dan kaji sejarah lama, awak akan dapati bahawa daripada awal kerajaan Pasai, Samudera, Siak, Patani dan seluruh kerajaan nya Cemerlang, Gemilang dan Terbilang kerana dari level Sultan, pembesar kerajaan dan rakyat jelata nya adalah pengamal jalan kewalian asal sepertimana yang dibawa oleh Muhammad s.a.w. sehingga lah kepada Sultan Melaka terakhir. ...hapus punah.....Disebab kan terlalu mewah dan tidak benar maka hilanglah Daulat Melayu, maka berlaku lah satu tragedi yang paling malang kepada Umat Melayu dan Kerajaan Islam di seluruh Nusantara. Kesimpulannya, betul tak yang tafsiran ayat saya sebenarnya adalah : "Tak ke melayu hilang dek kerana mabuk & lalai dengan dunia???".....

Soalan : Kenapa sekarang Tuan baru tampil untuk menjelaskan?
Jawapan dari Laksamana :
1. Kerana tempoh sumpahan melaka selama 7 keturunan***** telah tamat tempohnya. (Sebenarnya sumpahan ni salah satu sumpahan yang terpenting, masih banyak sumpahan2 lain. Ada yang dah 'expired', contohnya Mahsuri. Tapi ada lagi yang masih belum....contohnya Sumpahan Puteri Naga Tasik Cini.....dll. kalau nak 'story' tak larat jadi nya, sebab orang dulu2kan mulut nya terlalu masin....Akhirnya makan diri dan rakyat...seluruh kerajaan binasa jadinya..?) Dan saya hanya boleh kembali setelah tamat tempoh mengikut perjanjian asal. sepertimana yang tercatat didalam Hikayat Melayu.(Rujukan seperti yang tertera di bawah), Dan apabila tempoh tersebut telah tiba ...maka akan lenyap lah segala kebatilan dan akan datang lah segala yang hak (BENAR)......maksud nya segala yang tertutup akan terbuka, pembohongan akan terbongkar, rahsia akan tersingkap.....ini lah zaman nya! Banyak lagi perkara aneh dan pelik akan dapat kita lihat dan dengar pada zaman mutakhir ini....perbuatan yang baik akan disegerakan pembalasannya, begitu juga sebaliknya bila melakukan perbuatan jahat, juga akan dibalas 'tunai'... Maka gunakan lah'mata hati', telek lah diri, baiki lah peribadi, sucikanlah hati & carilah cinta kasih Maha Agung yang kekal & abadi? ...*****"Bersumpah berteguh janji" - Maka sembah Demang Lebar Daun, "Sungguh tuanku seperti khabar orang itu; jikalau tuanku berkehendakkan patik itu, patik sembahkan, lamun mahu duli tuanku berjanji dahulu dengan patik. Maka titah baginda, "Apa janji paman hendakdiperjanjikan dengan hamba itu? Katakan oleh paman hamba dengar." Maka sembah Demang Lebar Daun, "Barang maklum duli tuanku Yang Maha Mulia, jikalau anak patik telah terambil ke bawah duli, jikalau ia kena penyakit seperti patik-patik yang lain, telah maklum ke bawah duli tuanku itu, jikalau ada ampun kurnia duli Yang Maha Mulia, janganlah tuanku keluarkan dari bawah istana tuanku. Biarlah ia menjadi gembala dapur Yang Maha Mulia, dan menyapu sampah di bawah peraduan duli tuanku. Seperkara lagi, perjanjian patik mohonkan anugerah ke bawah duli Yang Maha Mulia, segala hamba Melayu jikalau ada dosanya ke bawah duli, patik pohonkan jangan ia difadihatkan, dinista yang keji-keji, jikalau patut pada hukum syarak bunuh, tuanku; jangan duli tuanku aibi."Maka titah Seri Teri Buana,"Kabullah hamba akan janji paman itu; tetapi hamba pun hendak minta janji juga pada paman." Maka sembah Demang Lebar Daun, "Janji yang mana itu, patik pohonkan titah duli Yang Maha Mulia." Maka titah Seri Teri Buana, "Hendaklah oleh segala anak cucu hamba, jikalau ada salahnya sekalipun, atau zalim jahat pekertinya, jangan segala hamba Melayu itu derhaka dan menitikkan darahnya ke bumi, jikalau mereka itu akan cedera, berundur hingga takluk negerinya juga."Maka sembah Demang Lebar Daun, "Baiklah tuanku, tetapi jikalau anak cucu duli tuanku dahulu mengubahkan, anak cucu patik pun berubahlah tuanku." Maka titah Seri Teri Buana, "Baiklah paman, kabullah hamba akan waad itu. Maka baginda pun bersumpah-sumpahanlah dengan Demang Lebar Daun. Titah Baginda, "Barangsiapa hamba Melayu derhaka mengubahkan perjanjiannya, dibalikkan Allah bumbungan rumahnya ke bawah kaki di atas." Maka sembah Demang Lebar Daun, "Jikalau raja Melayu itu mengubahkan perjanjian dengan hamba Melayu, dibinasakan Allah negerinya dan takhta kerajaannya." Itulah dianugerahkan Allah subhanahu wa taala pada segala raja-raja Melayu, jikalau sebagaimana sekalianpun besar dosanya, tiada diikat dan tiada digantung, difadihatkan dengan kata-kata yang keji hingga sampai pada hukum mati, dibunuhnya. jikalau ada seorang raja-raja Melayu itu memberi aib seseorang hamba Melayu, alamat negerinya akan binasa."*****m/s 25-26.Edisi Pelajar SULATUS SALATIN SEJARAH MELAYU. A. SAMAD AHMAD. Dewan Bahasa & Pustaka, 2003.

Tu pun saya tak boleh declare sebarangan sebab :

1. Takut orang tak faham.

2. Sebab dikhuatiri akan mendatang kan fitnah. Kecuali lah jika mereka yang ahli kasyaf (Ahli kasyaf zaman ni pun tak ramai & sukar nak jumpa, apatah lagi kalau mata hati tak celik?)'mengenal' aje yang kenal saya. sebab ROH saya ROH lama tapi jasad yang baru. Kan ke jasad kita ni hanya sarung yang bila mati kena tanam. ROH dah meninggalkan jasad...tu sebab lah orang kata dah mati. Lagi pun tak ada yang nak disibuk dan banggakan, hidup ni kan tak kekal? Memanglah jawapan saya ini pada zahirnya pelik dan ramai yang tidak tercapai akal untuk menerimanya, tapi yang penting benar bagi Allah....walau pun tidak betul bagi pandangan manusia? orang yang gila mabuk cinta mencari keredhaan Allah tu pasti.(.... tapi kalau nak faham buat lah solat sunat taubat, hajat & istikharah mohon agar Allah tunjuk kan kebenaran & fahamkan. Insyallah!).

3. Roh Keris Taming Sari dah muncul kembali setelah cukup tempoh pertapaannya.http://www.perak.gov.my/sultan/bahasa/keris_taming.htm

4. Saya diminta membawa kembali kebenaran sepertimana dalam Kitab Duril Mazlum ***(Sila rujuk Edisi Pelajar SULATUS SALATIN SEJARAH MELAYU.A. Samad Ahmad. Dewan Bahasa & Pustaka.mukasurat 156.atau rujuk @ http://history.melayuonline.com/?a=b28va0xRL1lYcXRCeDdraQ%3D%3D=) agar yang batil akan lenyap sepertimana yang telah dijanjikan. Syarat nya hendak lah sekelian umat melayu kembalikan ROH diri, mengenal diri sebenar2 kenal seperti mana ayat :
1." Awaluddin Makrifatullah, seawal agama mengenal Allah.".

2. Kata2 hikmat Saidina Ali : "Telek diri kamu rata2, baru kamu mengenal tuhan yang nyata". Melengkapkan kembali perlaksanaan Islam agar Umat tidak hanya bergantung semata-mata pada Syariat (amalan jasadi - Rukun Islam yang lima). Tetapi lengkap dengan Tarikat, Hakikat dan Makrifah nya kepada Allah? Kenal sebenar benar kenal.? Tidak kah bila ada jasad pasti kita ada roh, dan yang akan kembali kepada Allah bukan nya jasad...tapi roh yang sebenar benar mengenal Allah! Tidak kah Nabi s.a.w. membawa 4 perkara tersebut diatas? Syariat ni ibarat nya sekolah tadika, tarikat itu ibaratnya sekolah rendah, hakikat itu ibaratnya sekolah menengah dan makrifah itu ibaratnya peringkat universiti....ianya adalah proses bagi peningkatan roh dari satu tahap ke satu tahap sehingga diterima dan diiktiraf Allah?.Nak cari ilmu yang BENAR pula kena lah berguru dengan orang yang BENAR, biasanya orang panggil guru yang mursyid. Ulama kan ada berjenis? Ada yang di iktiraf oleh manusia tapi tidak oleh Allah, ada pula ulama yang diiktiraf oleh Allah tapi tak terkenal pula dikalangan manusia?
Ulama jenis nombor 2 yang payah nak jumpa dan payah nak cari, kerana mereka tidak suka menunjuk2 dan tidak mencari nama, wang ringgit atau kemegahan, yang ada hanya keikhlasan mereka semata-mata sebagai hamba Allah. Mereka pula tidak mengaku diri mereka tu hebat ke, pandai ke, tau ke......jika nak jumpa orang yang macam ni, nombor 1 niat hati kita hendak lah ikhlas, sabar & benar terhadap Allah terlebih dahulu. Hendaklah sungguh2 mujahadah dan munajat kepada Allah mohon agar Allah tunjuk kan kepada kita. Sentiasalah yakin dan berbaik sangka pada Allah! Insyallah, pasti Allah akan tunjukkan.....Tapi sebalik nya kalau hati masih kotor dan penuh dengan sifat hasad, dengki, khianat, loba, tamak, riak & takbur, macamana nak bertemu KEBENARAN?

Kan Allah kata DIA tak telek jasad dan luaran kita, tapi yang ditelek adalah HATI kita?Maka mula kan lah dengan asas, betul kan solat....solat kan wajib? Bukan kan kah 'Inna solat tatanha anil fah sya 'iwal mungkar'? Maksud tafsiran nya, jika BENAR solat kita, maka pasti akan BENAR lah hidup kita.... sentiasa dalam keadaan tenang, bahagia....dan pasti akan menghindarkan diri kita daripada segala perkara yang negatif zahir batin, awal dan akhir? melenyapkan segala penyakit 'mental', 'spiritual' dan 'fizikal' yang wujud pada diri kita?Contohnya dengan solat yang BENAR mampu menghindar dan merawat diri kita dari penyakit kencing manis, darah tinggi, jantung, barah....dll.? Pendekata solat Allah wujudkan sebagai kaedah yang menyeluruh untuk merawat segala penyakit dalam kehidupan manusia? (Total life solution).

3. Sebenarnya bukan saya seorang yang kena kembali semula menyelesaikan hal urusan Umat ni, tapi semua yang terlibat awal sebelum kejatuhan melaka semua kena datang semula dan diwujudkan untuk menebus dan memperbetulkan semua kesalahan dan kesilapan lalu. Siapa yang buat pasti kena tanggung, dan jika dah tanggung pasti kena jawab. Bukan kah perjanjian Allah bahawa setiap yang buruk dan baik itu pasti akan di hisab @ diperhitung dan dibalas. Buat baik dapat lah baik... kalau buat jahat, sendiri laaa mau ingat....betul?

Soalan : Jadi, persoalan nya bagaimana pula untuk mengenal diri?
Jawapan dari Laksamana : Betul belum tentu benar, suka belum tentu kasih, kasih tak semesti cinta, cinta tak semesti nya sayang. kan semua tu berbeza? bunyinya macam sama kan? maka untuk mengenal diri hendak lah kembali ke kunci asal (Roh Islam asal) yang telah di bawa oleh Muhammad s.a.w.. Tidak kah kita lihat bahawa sejarah Muhammad s.a.w. lahir sewaktu zaman jahiliyah, seluruh umat manusia sedang sakit tenat. Tapi diturun kan di Mekah bukan di tempat lain kerana Bangsa Arab adalah Bangsa paling teruk, ganas, jahat. Jadi kalau yang paling teruk pun boleh 'repair', yang lain insyallah..mudah lah .Memang mereka kaya, mewah, ada ugama, tapi masalahnya tak benar?

Yang paling best nya Orang yang Allah pilih nak baiki dan bawa risalah pula 'ummi', maksudnya tak reti tulis dan baca, hapah pun tak tau. anak yatim piatu, miskin pulak tu... Tapi akhirnya Sejarah membuktikan dengan kaedah yang Allah anugerahkan pada baginda telah mengubah seluruh umat. Bayangkan orang yang macam Saidina Omar yang paling jahat pun boleh berubah jadi sebaik2 manusia? Umat Arab jahiliyah boleh berubah menjadi sebaik2 umat....tak magik ke?Sebaliknya hari ini umat manusia telah kembali semula ke zaman jahiliyah sepertimana yang di isyaratkan oleh Nabi kita dulu. pembunuhan setiap hari, bunuh dan buang bayi, merompak, menyamun, bangunan roboh, tanah runtuh, banjir, selsema burung, dadah, rasuah, dll. kalau nak senarai tak cukup kertas....agak nya!. Memang konon kata nya kita hidup zaman moden, sekolah tinggi banyak (harap tingggiiii nya sekolah je lah?...), kitab banyak , ustaz banyak, hospital banyak, teknologi tinggi.....tapi semua masalah tak pernah selesai malah bertambah banyak? Teknik macam2, tindakan macam2, duit dah habis banyak...tapi sia2 je...betul tak? Sebab selagi kita tidak menjalankan segala teknik yang BENAR, yang telah ditunjuk & dianugerah kan Allah kepada Muhammad s.a.w., maka akan buntulah jadinya, malah akan makin rosak seperti tikus membaiki labu?
Tidak kah Imam Malik r.a. pernah berpesan :" Tidak akan baik Umat pada satu2 zaman itu selagi mereka tidak menjalankan urusan sepertimana yang telah dijalankan oleh umat terdahulu.". Kan dah jelas? Memang soalan awak tentang mengenal diri tu bagus tapi saya belum nak jawap. lain kali aje lah. biar saya rujuk dulu dengan Allah...sebab ilmu tu pun Allah yang punya. Kalau Allah izin insyallah kita sambung.ok. Saya pun ada kerja lain nak kena buat. Awak pun buat lah dulu sunat taubat, istikharah dan hajat mohon petunjuk untuk mengesahkan dari Allah samaada kata2 saya BENAR bagi Allah atau sebaliknya, sebab saya pun makhluk macam awak juga. Apa yang saya cakap takat dengar boleh, tapi tak semestinya boleh kamu pakai...moga Allah izinkan kita bertemu lagi. Kita kan hanya hamba nya yang lemah, apa pun boleh kita rancang, tapi kena ingat yang kuasa penentuan bukan ditangan kita. Seperti mana ayat yang saya pernah lafazkan "Apakan daya...tangan terikat di langit...kaki terpasak di bumi...jasad tidak setanding mimpi...". Memanglah nasib manusia boleh diubah dengan berusaha, ikhtiar,doa dan tawakkal, tapi ketentuan terserah lah pada Allah? Insyaallah...selftechgroup

Chedet.com yg ori dah tukar jadi .cc


chedet.com (Yang ori nya www.chedet.com dah 'move' to www.chedet.cc, laman blog ni sempena semangat & minda chedet yang begitu terserlah) ni hanya laman blog santai tetapi serius tentang bagaimana nak melahirkan diri kita menjadi manusia yang hebat dari segi mental, spiritual & fizikal sepertimana chedet! Apa yang di tulis kat sini tak penting, yg paling penting 'keihlasan' & 'kesyukuran' kita pada Allah?

Syukurnya sebab Allah zahirkan dia kat malaysia. 'The Future Man Yang Wujud Semalam' -Pelik tapi benar ek?....

Banyak manusia yang kagum kerana kebolehan, ketokohan, minda nya, visi beliau.

Apa pun...bagaimana kita mampu jadi bangsa yang hebat kalau mentor kita tak hebat? & Alang kah hebat nya Malaysia sekiranya dapat melahir kan ramai individu yang Hebat? :

1. 'Berapa lama kita hidup tak penting, tapi berapa banyak yang telah kita pelajari & pertingkatkan diri kita tu yang lebih penting?'.

2. Bukan semua yag kita suka tu semesinya baik untuk kita, sebalik nya bukan semua yang kita benci itu semestinya tak baik untuk kita...kita lihat lah selapis lagi. Diantara hikmah apa yang tersurat dan segala yang tersirat sepertimana kisah Nabi Allah Musa & Nabi Allah Khidzir dalam Alqur'an?

3. Kriteria untuk menjadikan sesuatu bangsa itu hebat, bangsa tersebut pastilah mampu mengatasi semua bangsa lain. Mampu menjadi seperti 'sponge' yang mampu menyerap kekuatan bangsa lain, mengenal pasti kelemahan diri agar dapat di ubah dn jana menjadi kekuatan yang sangat hebat.

4. Manusia yang hebat adalah mereka yang mengenal diri, seimbang dan harmoni dari mental, spiritual & mental.

'Enjoying Life By Creating Unlimited Blessed Health, Wealth & Happiness Together'-Loving.Caring.Sharing.